Sekelumit perkenalan dengan para penyusun kitab hadits yang menjadi sumber pengambilan hadits-hadits qudsi ini – Bagian 5, 6 & 7
Dikutip dari buku hadits qudsi, penterjemah Muhammad Zuhri. Penerbit CV Toha Putra Semarang. (1982:15-17)
5. Imam At Tirmidzi
Ia adalah Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah At Tarmidzi. Dilahirkan tahun 200 H, dan meninggal di Tirmidz pada malam senin 13 Rajab tahun 279 H.
Ia salah seorang ulama huffazh (penghafal hadits) dan ia bertemu guru-guru ranking pertama seperti Qutaibah bin Sa’id, Muhammad bin Bisyar, Ali bin Hajar dan imam-imam hadits lain.
Orang-orang yang banyak belajar darinya, dan ia mempunyai karangan-karangan yang banyak dalam bidang ilmu hadits. Kitab shahihnya adalah sebaik-baik kitab, banyak faedahnya dan paling sedikit pengulangannya.
At Tirmidzi berkata: “saya kemukakan kitab ini atas ulama Hijaz, Iraq dan Khurasan. Lalu mereka menyukai dan memandangnya baik. Barang siapa yang di rumahnya ada kitab itu maka seolah-olah di rumahnya ada Nabi bersabda”.
6. Imam An Nasa-i
Ia adalah Abu Abdur Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Bahr An Nasa-i. Ia dilahirkan pada tahun 215 H dan meninggal di Mekah tahun 303 H. Ia salah seorang penghafal hadits.
Ia belajar dari Qutaibah bin Sa’id, Ali bin Khasyram, Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Bisyar, Abu Dawud As Sijistani dan lain-lain. Dan orang banyak mengambil (belajar) kepadanya. Ia menyusun beberapa kitab hadits dan bermadzab Syafii ra. Ia seorang wara’ yang terus menerus. Ibnu Umar Hafizh berkata: Abu Abdir Rahman An Nasa-i terkemuka atas setiap orang yang disebutkan pada masanya dalam bidang ilmu hadits.
Sekelompok guru dan huffazh (penghafal hadits) berkumpul padanya antara lain: Abdullah bin Ahmad di Tharsus, dan mereka menulis seluruh hadits-hadits dengan pilihannya.
Sebagian para amir bertanya kepadanya tentang kitab susunannya, apakah seluruhnya shahih.
Dijawabnya bahwa di dalamnya terdapat hadits shahih, hasan dan yang mendekatinya. Sebagian amir-amir itu berkata: “Tulis yang shahih saja untuk kami”. Lalu ia menyusun “Al Mujtaba minas sunan” dengan meninggalkan setiap hadits yang di dalamnya sanadnya ada illatnya.
Berkatalah pengarang Taisirul wusul yang menjadi sumber penukilan riwayat-riwayat hidup ini: “Inilah sekilas peri keadaan imam-imam itu yang menunjukkan atas kebesaran derajat dan ketinggian martabat mereka ra dalam bidang ilmu hadits”.
7. Imam Ibnu Majah
Ia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah penyusun kitab Sunan yang terkenal.
Ia menunjukkan atas amalnya, ilmunya, pendalaman dan penelaahannya dan dalam mengikuti As Sunnah dalam pokok dan cabang.
Kitab itu memuat 32 kitab, 1.500 bab yang terdiri dari 4.000 buah hadits, seluruhnya baik kecuali sedikit saja.
Ibnu Majah memiliki tafsir yang banyak dan Tarikh yang sempurna sejak sahabat sampai masanya.
Imam-imam besar Dima’ telah meriwayatkan dari padanya yakni Ibnu Sibawaih, Muhammad bin Isa Ash Shaffar, Ishaq bin Muhammad dan Ali bin Ibrahim.Ia ra meninggal pada tanggal 8 Ramadhan tahun 273 H dalam usia 64 tahun. (Dari Al Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir Jilid XI, hal 52.)
Download file di sini.
Dikutip dari buku hadits qudsi, penterjemah Muhammad Zuhri. Penerbit CV Toha Putra Semarang. (1982:15-17)
5. Imam At Tirmidzi
Ia adalah Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah At Tarmidzi. Dilahirkan tahun 200 H, dan meninggal di Tirmidz pada malam senin 13 Rajab tahun 279 H.
Ia salah seorang ulama huffazh (penghafal hadits) dan ia bertemu guru-guru ranking pertama seperti Qutaibah bin Sa’id, Muhammad bin Bisyar, Ali bin Hajar dan imam-imam hadits lain.
Orang-orang yang banyak belajar darinya, dan ia mempunyai karangan-karangan yang banyak dalam bidang ilmu hadits. Kitab shahihnya adalah sebaik-baik kitab, banyak faedahnya dan paling sedikit pengulangannya.
At Tirmidzi berkata: “saya kemukakan kitab ini atas ulama Hijaz, Iraq dan Khurasan. Lalu mereka menyukai dan memandangnya baik. Barang siapa yang di rumahnya ada kitab itu maka seolah-olah di rumahnya ada Nabi bersabda”.
6. Imam An Nasa-i
Ia adalah Abu Abdur Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Bahr An Nasa-i. Ia dilahirkan pada tahun 215 H dan meninggal di Mekah tahun 303 H. Ia salah seorang penghafal hadits.
Ia belajar dari Qutaibah bin Sa’id, Ali bin Khasyram, Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Bisyar, Abu Dawud As Sijistani dan lain-lain. Dan orang banyak mengambil (belajar) kepadanya. Ia menyusun beberapa kitab hadits dan bermadzab Syafii ra. Ia seorang wara’ yang terus menerus. Ibnu Umar Hafizh berkata: Abu Abdir Rahman An Nasa-i terkemuka atas setiap orang yang disebutkan pada masanya dalam bidang ilmu hadits.
Sekelompok guru dan huffazh (penghafal hadits) berkumpul padanya antara lain: Abdullah bin Ahmad di Tharsus, dan mereka menulis seluruh hadits-hadits dengan pilihannya.
Sebagian para amir bertanya kepadanya tentang kitab susunannya, apakah seluruhnya shahih.
Dijawabnya bahwa di dalamnya terdapat hadits shahih, hasan dan yang mendekatinya. Sebagian amir-amir itu berkata: “Tulis yang shahih saja untuk kami”. Lalu ia menyusun “Al Mujtaba minas sunan” dengan meninggalkan setiap hadits yang di dalamnya sanadnya ada illatnya.
Berkatalah pengarang Taisirul wusul yang menjadi sumber penukilan riwayat-riwayat hidup ini: “Inilah sekilas peri keadaan imam-imam itu yang menunjukkan atas kebesaran derajat dan ketinggian martabat mereka ra dalam bidang ilmu hadits”.
7. Imam Ibnu Majah
Ia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah penyusun kitab Sunan yang terkenal.
Ia menunjukkan atas amalnya, ilmunya, pendalaman dan penelaahannya dan dalam mengikuti As Sunnah dalam pokok dan cabang.
Kitab itu memuat 32 kitab, 1.500 bab yang terdiri dari 4.000 buah hadits, seluruhnya baik kecuali sedikit saja.
Ibnu Majah memiliki tafsir yang banyak dan Tarikh yang sempurna sejak sahabat sampai masanya.
Imam-imam besar Dima’ telah meriwayatkan dari padanya yakni Ibnu Sibawaih, Muhammad bin Isa Ash Shaffar, Ishaq bin Muhammad dan Ali bin Ibrahim.Ia ra meninggal pada tanggal 8 Ramadhan tahun 273 H dalam usia 64 tahun. (Dari Al Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir Jilid XI, hal 52.)
Download file di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar